19 Juni 2008

Pengaruh Bimbingan orang tua Terhadap Prestasi Belajar Bidang studi Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dimana pembangunan di segala bidang sedang giat-giatnya dilaksanakan, maka faktor pendidikan dan pengajaran memegang peranan yang sangat penting.
Pendidikan adalah merupakan prasarana yang sangat fundamental dalam pembangunan suatu bangsa. Adapun pendidikan itu selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat setempat, untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus dilaksanakan pembinaan secara kontinyu.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif, sehat jasmani dan rohani.

Tujuan dari pendidikan nasional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan pendidikan yang bersifat institusional yaitu suatu tujuan yang hendak dicapai menurut jenjang pendidikan atau lembaga pendidikan kemudian tujuan tersebut dirinci lagi dalam tujuan instruksional umum dan khusus. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan di sekolah akan dapat lebih berhasil jika ada peran serta dari orang tua dalam membimbing anak-anaknya untuk mau belajar yang lebih baik dan teratur.
Pendidikan di lingkungan keluarga memegang peran penting dalam melaksanakan pendidikan Informal, karena di lingkungan keluarga adalah yang pertama kali mendidik anak dan mampu menanamkan nilai-nilai Moral dan etika yang mengacu pada perkembangan anak.
Di lingkungan keluarga pula mampu secara langsung menciptakan wahana dalam pemberian motivasi pendidikan Baik langsung maupun tidak langsung pendidikan akan mudah diserap oleh anak ini akan tercipta dari contoh tauladan orang tua dalam bentuk tingkah laku, ucapan dan kegiatan orang tua.
Dalam membina anak di lingkungan keluarga juga dimotifasi oleh kekuatan spiritual atau agama dalam hal ini agama Islam. sesuai Dengan hadist, Rosululloh bersabda:

Artinya:
“Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik, mendidik dan mengajarkanya membaca Al Kitab (Al Qur’an), berenang, memanah dan tidak memberi nafkah kecuali dengan yang baik serta menikahkanya apabila telah memperoleh jodoh “(HR. Al Hakim) .
Dari keterangan hadist diatas dapat dipahami kewajiban orang tua untuk memberikan pendidikan yang layak, mengarahkan anak kepada masa depan serta menjadikan anak siap dalam menghadapi perkembangan zaman dengan memberikan bekal pendidikan dan pengetahuan yang cukup.
Untuk mewujudkan pendidikan yang sesuai dan ideal tersebut merupakan tanggung jawab antara pemerintah dalam hal ini lembaga, keluarga dalam hal ini pendidikan dalam masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat. Sehingga antara keluarga, sekolah, dan masyarakat itu mempunyai hubungan yang saling berkaitan dalam rangka keberhasilan pendidikan anak.
Sebagai lembaga informal dalam mendidik anak, keluarga mempunyai tanggung jawab pelaksanaan, dan pelaksanaannya terletak pada orang tua, namun belum sepenuhnya disadari oleh banyak orang tua. Hal ini nampak dalam sikap dan prilaku yang sepenuhnya masih menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah.
Mereka tidak menyadari bahwa lingkungan keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan yang mampu memperbaiki keberhasilan pendidikan anak. Orang tua masih disibukkan oleh berbagai macam pekerjaan dan menganggap prestasi belajar bergantung pada sekolah dan guru
Berkaitan dengan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, Allah SWT Berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang artinya: “Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yanag berbahan bakar manusia dan batu, sedangkan penjaganya adalah para malaikat yang kasar dan keras. ”3
Dari keterangan ayat diatas dapat dipahami bahwa tugas dan tanggung jawab orang tua untuk menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis sangat penting, sehingga dalam mendidik, membimbing anak serta mengarahkan anak kepada masa depan yang baik, terutama keberhasilan Pendidikan Agama Islam.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka penulis bermaksud ingin mengetahui Pengaruh Bimbingan orang tua Terhadap Prestasi Belajar Bidang studi Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah peranan Bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Pokok-pokok permasahannya dapat dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimanakah Pengaruh Bimbingan orang tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Agama Islam di SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri ”.

C. Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup permasalahan dan agar mendapatkan jalan pemecahan yang lebih mudah maka dalam hal ini perlu diberikan suatu batasan dengan mengharapkan agar masalah tidak menjadi melebar atau menyempit.
Pengaruh Bimbingan orang tua dalam Meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, dengan Bimbingan orang tua yang baik, serta ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mencapai prestasi belajar. Karena itu perlu dibatasi permasalahannya hanya pengaruh yang positif saja antara Bimbingan orang tua dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini dapat di tentukan sebagai berikut :
1.Bentuk bimbingan orang tua yang diberikan kepada anak :
-Penyedian fasilitas belajar.
-Pengawasan belajar.
-Penyedian waktu belajar.
-Bantuan dalam mengatasi masalah.
2. Prestasi belajar siswa, yaitu nilai belajar siswa SMP Negeri 3 wates Kediri yang diambil dari nilai raport.
D.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dikemukaan dalam 3 (tiga) tujuan pokok yaitu:
a.Ingin mengetahui kondisi fisik keluarga dalam pemberian motivasi dan bimbingan keluarga terhadap proses belajar siswa SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri .
b.Ingin mengetahui prestasi belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam siswa di SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri .
c.Ingin mengetahui Pengaruh Bimbingan orang tua Terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri .
Penelitian dengan judul “PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 3 WATES KABUPATEN KEDIRI ” ini mempunyai arti yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena hasil penelitian ini sangat bermanfat khususnya bagi para pengelola lembaga pendidikan dan umumnya bagi kemajuan pendidikan.
E. Penegasan istilah
Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang berbeda-beda dalam istilah penelitian ini, maka di bawah ini ada beberapa istilah yang perlu disepakati bersama:
1.Pengaruh mempunyai makna daya kekuatan yang datang dari keadaan sekeliling
2.Prestasi Belajar adalah Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran Pendidikan agama Islam.
3.Pendidikan Agama Islam ialah Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum Islam menurut ukuran-ukuran Islam.
F. Asumsi dan Hipotesis
1. Asumsi
Hal-hal yang perlu diasumsikan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri dapat berjalan dengan petunjuk kurikulum.
b. Guru bidang studi Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri telah memenuhi persyaratan, baik dari segi formal maupun kemampuan.
c. Siswa dari SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri berasal dari lingkungan/ kelauarga yang berbeda.
2. Hipotesis
Suatu penelitian menggunakan suatu dugaan sementara sebagai pernyataan yang sifatnya masih lemah, dalam arti dugaan tersebut mungkin juga benar atau juga mungkin salah, yang semuanya tersebut diperlukan adanya suatu pembuktian terhadap kebenaran atau kesalahan.
Sehubungan dengan pembatasan pengertian Hopotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Dengan bertitik tolak dari judul penelitian yang masalahnya telah dirumuskan dan didukung oleh teori-teori, maka dengan berdasarkan pengertian mengenai hipotesa di atas, penulis dapat merumuskan hipotesa sebagai berikut:
1. Hipotesa Kerja (Hipotesa Alternatif) berbunyi:
Ada Pengaruh antara Bimbingan orang tua Terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam terhadap siswa SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri .
2. Hipotesa Nihil (Hipotesa Nol) berbunyi:
Tidak ada Pengaruh antara Bimbingan orang tua Terhadap prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap siswa SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri .
G. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik terterntu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya .

Untuk meneliti tentang Pengaruh Bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, maka populasi berupa siswa. Dalam hal ini adalah siswa SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri . Adapun jumlah populasinya keseluruhan siswa SMP Negeri 3 Wates Kediri mulai kelas VII sampai Kelas IX.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila penelitian tidak mungkin mempelajari semuayang ada pada populasi,karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi tersebut.

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif cukup banyak, yaitu 647 siswa, maka hanya diambil sebagian dari anggota populasi tersebut untuk dijadikan sample, yaitu sebanyak 50 siswa. Jadi penelitian ini adalah penelitian sampel populasi.
H. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang diperoleh langsung dari lapangan termasuk laboratorium, ini desebut sumber primer. Sumber dari bahan bacaan disebut skunder .

Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data tentang Bimbingan orang tua siswa, yang meliputi ekonomi, suasana kehidupan keluarga, suasana kehidupan rumah tangga, jumlah keluarga, status orang tua dalam keluarga yaitu tentang pendidikanya, sarana dalam belajar dan lain-lain. Sedangkan data lain adalah data tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang berupa nilai raport.
Untuk mempermudah mengidentifikasikan sumber dan jenis data peneliti mengklasifikasikannya menjadi dua yaitu :
a. Data primer.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyeknya, artinya data tersebut dapt diperoleh dari sumber pokok, misalnya seseorang yang mengetahui sendiri gejala/peristiwa yang diperlukan menjadi data. Data primer lingkungan diperoleh dari siswa.
b. Data Sekunder.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh bukan dari subyek langsung atau dengan kata lain dari seseorang yang tidak mengetahui sendiri peristiwa yang diteliti melainkan cerita dari orang lain. Dengan demikian penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan .

Dalam penelitian ini ada dua macam sumber data yang dapat digunakan yaitu:
a. Sumber data kepustakaan dipergunakan untuk memperoleh bahan-bahan acuan atau teori-teeori yang berkaitan dengan penelitian
b. Sumber data lapangan diperlukan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 3 Wates Kabupaten Kediri .
Penelitian ini menggunakan sumber data kepustakaan dan sumber data lapangan, sebaga kedua-duanya dapat dibutuhkan. Sumber data kepustakaan yaitu sumber data yang berupa buku-buku atau bahan-bahan kepustakaan yang menyimpan data tersebut. Sedangkan data lapangan yaitu sumber data yang terdapat di lokasi penelitian dalam hal ini jawaban responden.

I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data angket dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini kedua teknik pengumpulan data tersebut.
1. Metode Angket
Pengertianya seperti yang dikemukakan oleh Prof. H.M Sugiyono Adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Angket merupakan daftar pertanyaan tertulis diisi dengan keadaan yang sebenarnya. Teknik pengumpulan data angket ini dipergunkan untuk mengorek data tentang Bimbingan orang tua siswa. Sebagai responden dalam angket ini adalah siswa yang bersangkutan, yang dimungkinkan mengetahui keadaan/situsi lingkungan rumah tangganya. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dipandang dari cara menjawab, maka memakai kuesioner tertutup karena peneliti sudah menyediakan jawaban. Dipandang dari cara menjawab, maka memakai kuesioner langsung karena responden menjawab tentang dirinya, bukan orang lain, dan angket yang digunakan angket tiap pilihan.
2. Metode Dokumentasi
Metode dikumentasi dalalah suatu cara pengumpulan data dengan melihat kembali catatan-catatan, agenda, majalah, surat kabar, raport, dan sebagainya
.
Data-data yang diharapkan dapat dikumpulkan melalui teknik ini adalah :
a. Data tentang Bimbingan orang tua siswa SMP Negeri 3 Wates Kediri.
b. Data tentang prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa.
c. Data lain yang berkaitan dengan keperluan penelitian.
3. Metode wawancara
Wawancara atau interviu adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel latar belakang murid atau siswa.
Teknik ini senganja dipilih guna mengumpulkan data-data yang berkenaan dengan bimbingan belajar yang diberikan oleh orang tua kepada anak atau siswa SMP Negeri 3 Wates Kediri.

J. Teknik Analisa Data
Untuk megolah data yang telah terkumpul, memerlukan strategi analisis data yang tepat. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan kemampuan penulis untuk mengolah data yang ada dan jenis data yang dapat diperoleh. Ada dua strategi yang dapat dilakukan untuk mengolah data penelitian yaitu teknik analisis data secara statistik dan teknik analisis data.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah secara statistik. Adapun rumus statistik sebagai berikut :
a. Untuk mengetahuai bimbingan orang tua dan prestasi belajar siswa:
P = F . X 100 %
N

Keterangan :
1. Prosentase.
2. Jumlah frekquensi jawaban terhadap obtions.
3. Jumlah keseluruhan responden.

c. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa SMP Negeri 3 wates digunakan analisa statistik chi-kuadrat ( X2 ) dengan rumus :
X2 = ( F0 - F h ) 2 .
Fh

Katerangan :
X2 = Chi- kuadrat yang dicari
F0 = Frekwuensi yang diperoleh.
Fh = Frekwensi yang diinginkan atau di harapkan.

K. Sistematika pembahasan.
Agar mendapat gambaran yang jelas, sistematis dan menyeluruh dalam bahasan skripsi ini, kami susun sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah dan aspek-aspek yang berkaitan penulisan sekripsi ini. Dari latar belakang penulis mengangkat Rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan Istilah. Asumsi dan Hipotesis, Populasi Penelitian, Jenis dan sumber data, Teknik Pengumpulan data, dan Teknik Analisa Data .
Bab. II.: Kerangka Teori Dalam bab ini penulis menyajikan Pengertian bimbingan orang tua, Bentuk Bimbingan orang tua, Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Pendidikan agama Islam, Faktor faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar Pendidikan agama Islam dan Pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam.
Bab. III.Berisi Pembahasan dari penelitian ini, meliputi Latar belakang obyek penelitian, Penyajian data , analisa data.
Bab IV. Berisi kesimpulan dari seluruh penulisan skripsi dan juga saran- saran.


BAB II
KERANGKA TEORI

A. Pengertian Bimbingan orangtua.
Bimbingan berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah nomor 29/90 “ Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

Untuk Memberikan arti mengenai bimbingan orang tua disini akan menjadi lebih mudah apabila diberiakn pendahuluan pengertian tentang makna bimbingan .
Pegeritian bimbingan menurut beberapa ahli berbeda-beda hal ini dapat dimaklumi, karena mereka memberikan definisi tersebut sangat dipengaruhi oleh latar belakang keilmuanya.Untuk itu disini akan dikemukakan pengertian bimbingan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Ketut Sukardi juga menyebutkan hubungan adalah “ Bimbingan yang diberikan kepada Individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkunga sekolah, keluarga, dan masyarakat dan kehidupan umumnyadengan demikian dia akan menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk social ( rochman Natawijaya, 1987 : 31 ) .


Pakar bimbingan yang lain mengungkapkan bahwa :
Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantua yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dari perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya ( Moh surya, 1988 : 12 )

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang dirasa bermasalah, dengan harapan murid atau klien dapat menerima keadaan, sehingga dapat mengatasi masalah dan mengadakan penyesuaan diri terhadap lingkunganya baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sekitar.
Dengan demikian yang dimaksud bimbingan orang tua adalah suatu bantuan yang diberikan ayah atau ibu terhadap anak, agar anak dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan kemepuan dan potensi yang dimilikinya, sehingga dapat berkembang sesuai dengan harapan.

B. Bentuk bimbingan orang tua.
Upaya mencapai perkembangan sesuai dengan apa yang diinginkan,seorang anak dipengaruhi berbagai faktor baik faktor psikologis maupun faktor biologis.
Perkembangan seorang serta berhasil tidaknya seorang anak dalam belajar tergantung tiga unsur yaitu keluarga,sekolah dan masyarakat.Hal ini dapat di maklumi karena keluarga merupakan elemen penting pertama bagi siswa karena didalam keluarga mempunyai pengaruh yang paling kuat dalam mencapai keberhasilan anak.
Begitu juga dalam keberhasilan anak dalam belajar peran orang tua terutama ayah dan ibu sangat menentukan,pelaksanaan proses belajar mengajar sekolah kalau tidak ada dukungan dari orang tua niscaya keberhasilan dalam belajar anak tidak akan sesuai dengan yang diharapakan.
Bimbingan orang tua sangat penting artinya dan dibutuhakan dalam menunjang keberhasilan belajar anak.
Bentuk bimbingan orang tuan dapat diberikan dengan berbagai macam bentuk bimbingan antara lain :
1. Penyedian fasilsitas belajar.
Menurut Dra.Hj Zuhairini. Segala sesuatu yang digunakan dalam upaya untuk mempermudah tujuan pendidikan.
Dengan adanya fasilitas atau alat belajar akan sangat penting dan dominan bagi anak yang sedang menekuni belajarnya baik yang berupa alat tulis,maupun fasilitas belajar lainnya.
2. Penyediaan dan pengaturan belajar anak.
Waktu adalah suatau saat dibutuhkan oleh anak yang sedang belajar.Bagi orang tua harus pandai dalam menyediakan dan memberikan waktu sebaik baiknya jangan sampai waktu yang digunakan untuk belajar digunakan untuk yang lain, atau terganggu dengan aktifitas lain, maka apabila ini terjadi akan mengganggu prestasi belajar dan pada akhirnya akan mengurangi hasil prestasi belajar anak.
3. Bantuan mengatasi masalah.
Yang dimaksud dengan bantuan mengatasi maslah adalan membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak ketika belajr baik kesulitan- kesulitan anak dalam membaca, menulis, mengerjakan pekerjaan rumah, menyatakan pendapat baik tulis maupun lisan.
4. Pengawasan belajar anak
Pengertian pengawasan menurut pendapat dari W.J.S Purwodarminto adalah suatu penrubahan yang dilakukan dengan melihat memperhatikan dan menjaga tingkah laku anak.
Oleh sebab itu bagi orang tua seharusnya tidak boleh mempunyai sikap masa bodoh terhadap anaknya yang sedang belajar lebih-lebih di zaman sekarang ini.
Apabila 4 hal diatas dapat diciptakan sesuai dengan harapan maka dimungkinkan hasil belajar anak akan menjadi lebih maksimal tetapi sebaliknya jika orang tua sendiri merasa masa bodoh dalam upaya menciptakan kondisi diatas maka tidak mustahil belajar anak menjadi terhambat yang pada akhirnya hasil belajar yang diperoleh akan tidak memuaskan atau walaupun berhasil tetapi tidak seperti yang diharapkan.

C. Tinjauan Tentang Prestrasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Gage, mereka mengartikan “ BELAJAR ” adalah sebagai suatu proses organisma berubah prilakunya diakibatkan pengalaman. Demikian juga Harold spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, mambaca, dan meniru.

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tideak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah “hasil yang telah dicapai yang dimunculkan dengan skor” .

Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yan dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu.
3. Pedoman Cara Belajar
Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan agama Islam
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
1. Faktor fisiologis yaitu faktor yang bersifat jasmaniah yang berupa fisik dan indera . Bagi anak yang mengalami kondisi tubuh lemah atau sakit secara otomatis tidak bisa maksimal dalam beraktifitas. Termasuk didalamnya belajar agama. Maka pendidik harus paham kondisi muridnya. Jika memang sakit seharusnya tidak usah mengikuti pelajaran ataiu tidak usah masuk sekolah. Karena justru bisa tidak produktif. Diantaranya akan memunculkan pemahaman pelajaran agama membosankan atau sulit, pada hal penyebabnya siswa yang sakit tersebut ingin rileks atau tidur, sehingga dalam benaknya ingin cepat pelajaran agama selesai.
2) Faktor psikologis meliputi :
a. Kecerdasan, bila memang kecerdasan sisiswa kurang akan mengalami kesulitan untuk menangkap pelajaran. Maka disini diperlukan bantuan dari luar untuk menerangkan ulang atau khusus, Sehingga siswa yang bersangkutan berhasil dalam belajar pelajaran agama.
b. Faktor minat, jika si siswa pemahaman terhadap pelajaran agama kurang, misalnya kurang menyadari bahea ilmu agama penting buat mereka maka akan mengurangi ketertarikan dan keseriusan siswa untuk belajar ilmu agama.
c. Faktor bakat, setiap personal atau pribadi memiliki kecenderungan ketertarikan terhadap sesuau satu dengan yang lain berbeda. Sedang bila siswa sudah merasa tidak tertarik maka kemampuan untuk memahami dan menekuni mata pelajaran Agama tidak maksimal.
d. Faktor emosi, siswa sering pengalaman dengan sesuatu yang membekas. Jika siswa diajar oleh seorang yang menurutnya tidak simpatik, maka kemauan untuk serius mengikuti pelajaran tersebut juga rendah. Selain itu emosi juga bisa muncul karena memang siswa memiliki permasalahan yang menyebabkan tidak bisa konsentrasi terhadap pelajaran. Maka seorang guru harus siap memahami kondisi siswa semacam ini.
e. Faktor eksogen:
1. Bimbingan orang tua .
Keadaan keluarga sangat mempengaruhi terhadap kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran. Termasuk pelajaran agama. Faktor Bimbingan orang tua ini meliputi :
a. Orang tua, orang tua yang cenderung otoriter dan memasakan kehendak akan menghacurkan anak. Sering terjadi menganggap anak adalah sebongkah batu yang siap dipahat oleh orang tua. Sehingga segala sesuatu yang menentukan adalah orang tua. Anak tidak diberi kesempatan untuk menemukan jati diri. Seakan kebaikan hanya terletak pada orang tua. Akibatnya anak menjadi siswa yang kurang percaya diri atau pemberontak disaat merasa lepas dari pantauan orang tua. Maka orang tua harus menyadari bahwa anak memiliki rasa dan minat yang tidak selalu sama dengan apa yang dinginkan orang tua. Tetapi orang tua tetap harus membimbing dan mendukung, asal minat tersebut bersifat konstruktif.
b. Suasana rumah. Hubungan antar keluarga yang tidak harmonis akan mempengaruhi siswa dalam melaksanakan tuganya sebagai pelajar. Anak menjadi kurang merasa nikmat dirumah dan susasana rumah cenderung tegang. Jika suasana rumah harmonis akan mempengaruhi semangat anak sebagai siswa dan yang jelas seorang anak tidak segan minta bantuan kakaknya atau orang tua bila dihadapkan kesulitan menyelsaikan tugas-tugasnya.
2. Lingkungan Sekolah.
Keadaan dan suasana sekolah sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Bila kondisi sekolah nampak asri, maka suasan belajar juga akan nyaman. Beda jika sekolah berada didekat keramaian, siswa belum masuk kelas sudah dihadapkan oleh permasalahan. Suatu misal sekolah yang dekat mall atau pasar selain suasana tidak tenang, siswa juga sering tergoda untuk membolos atau ingin cepat meninggalkan kelas karena ada hal yang menurutnya lebih menarik.
Keadaan lingkungan sekolah juga ditentukan oleh guru yang mengajar disekolah tersebut. Jika guru sering tidak masuk, menjadikan siswa meremehkan pelajaran yang diajarkan guru tersebut. Beda jika guru aktif dan kreatif dalam melaksanakan tugasnya, karena siswa akan terbawa ke suasana yang sama.
Sekolah sebagai lembaga formal menerima fungsi pendidikan berdasarkan azas-azas tanggung jawab yang meliputi :
a. Tanggung jawab formal, bahwa sekolah dalam mengambil kebijakan atau melaksanakan tugas harus mengacu kepada perundang-undangan yang ada.
b. Tanggung jawab keilmuan, bahwa lembaga sekolah diciptakan atau dibentuk untuk mensosialisasikan ilmu kepada khalayak umum.
c. Tanggung jawab fungsional, tanggung fungsional mengacu kepada pembagian tugas dan kerja yang jelas. Sehingga sistem yang ada bisa berjalan lancar dan terarah. Maka jika ada sekolah yang memakai manajemen “tukang cukur” selain menciptakan permasalahan juga menyimpang dari profesionalitas. Contoh kepala sekolah yang terlalu dominan, semua urusan dia yang pegang. Sedang struktur yang telah dibentuk hanya sekedar pajangan, maka dapat dipastikan murid akan menjadi korban dan tujuan
d. Tanggung jawab pemberdayaan guru, sebagaimana kita ketahui bahwa mengajar adalah kegiatan bertujuan. Dengan pengertian mengajar adalah kegiatan yang terikat dan dilakasanakan untuk pencapaian tujuan serta terarah pada tujuan. Mengajar dikatakan berhasil, apabila anak-anak belajar sebagai akibat usaha mengajar itu.
Guru sebagai sumber dalam menyampaikan pesan kepada audiens harus memiliki keterampilan berkomunikasi,sikap, pengetahuan dan memperhatikan kontek sosial budaya. Dalam hal profesi guru sebagaimana David berlo ( Dalam Abizar 1988; 9 ) dikutip oleh Drs Martinis Yamin, M.Pd

Dari keterangan diatas seorang guru di harapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Secara psikologis meliputi:
a. Sebagai model social
b. Sebagai moderator
c. Sebagai penyelidik dan penilai
d. Sebagai orang yang mampu menjernihkan pikiran
e. Sebagai pembaugun moral
f. Sebagai pemimpin kelompok
g. Sebagai pengganti orang tua
h. Sebagai teman
i. Sebagai pemberi komentar
2. Peran guru secara pembelajaran meliputi:
a. Menyusun rencan belajar mengajar
b. Memudahkan proses belajar mengajar
c. Menilai pembelajaran dan hasil belajar.
2. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang berupa kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai” Sedang tujuan dari pendidikan agama Islam, Drs Muhaimin dkk mengutip GBPP PAI yaitu “untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan pengamalan peserta didik tentang Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. ( Drs Muhaimin DKK dalam bukunya, Strategi Belajar Mengajar penerapanya dalam pembelajaran pendidikan agama)
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Sebagaimana fungsi Pendidikan Agama Islam, maka tujuan yaitu Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan pengamalan peserta didik tentang Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penentuan fungsi Pendidikan Agama Islam didasarkan pada tahap perkembangan peserta didik. Makin tinggi taraf perkembangan peserta didik makin meluas fungsi Pendidikan Agama Islam. Dalam bagian pendahuluan pengajaran Pendidikan Agama Islam dirumuskan dalam 3 jenjang sesuai dengan satuan pendidikan dengan rincian sebagai berikut:
1. Mengembangkan dan mendalami pendidikan agama Islam serta mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengembangkan dan membina siswa agar sadar akan hak dan kewajibannya, taat pada peraturan yang berlaju, serta berbudi pekerti luhur.
3. Membina siswa agar memahami dan menyadari hubungan antara sesama anggota keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta beragama.
3. Metode Yang Digunakan dalam Pendidikan Agama Islam
Dalam proses belajar mengajar agar supaya belajar lancar, maka kita perlu menggunakan metode penyajian didalam proses belajar mengajar. Demikian pula proses belajar mengajar bidang studi pendidian Agama Islam diperlukan suatu metode yang tepat. Adapun contoh metode yang digunakan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam antara lain: Menurut Drs. Martinis Yamin, M.Pd antara lain :
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya jawab
3. Metode karya wisata
4. Metode sosio drama
5. Metode kerja kelompok
6. Metode demontrasi
7. Metode diskusi
8. Metode pemberian tugas
9. Metode Simulasi.
10. Metode Bermain peran.
11. Metode Insiden.
12. Metode seminar.
13. Metode simposium.
Bilamana dalam suatu kegiatan pengajaran akan diberikan satu informasi atau statemen terhadap sejumlah besar murid-murid, memberikan fakta-fakta atau data-data dengan penjelasannya untuk memecahkan masalah sebaiknya menggunakan ceramah. Metode ceramah baik digunakan dalam hal sukar:
a. Sesuatu yang tidak mungkin atau sukar sekali diperoleh murid-murid dengan cara apapun.
b. Mulai pelajaran untuk membangkitkan persepsi dan mengakhiri pelajaran.
c. Murid-murid menghadapi kesulitan yang tak dapat diselesaikan sendiri dengan cara apapun.

2. Metode Tanya Jawab
Betapa pentingnya pengajuan pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar itu dapat dirasakan, karena pertanyaan memberi rangsangan kepada murid sehingga mereka dapat belajar.
Fungsi pertanyaan
a. Menguji pengetahuan murid, menyelidiki apakah murid mengerti, apakah murid menghafal dan sebagainya.
b. Membangkitkan minat dan merangsang murid untuk berfikir.
c. Menghubungkan pengalaman masa lampau dengan pelajaran baru sehingga murid dapat menilai sesuatu menarik perhatian murid.
d. Melatih murid untuk mengingat sesuatu.
e. Memusatkan perhatian murid kepada hal-hal yang penting dalam pelajaran.
f. Membantu murid mengorganisasikan pengetahuannya dan menimbulkan sikap tertentu.
3. Metode Karya Wisata
Karya wisata merupakan metode dimana murid-murid dibawah bimbingan guru mengadakan perjalanan keluar kelas/sekolah menuju tempat untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Karena sekolah sering terpisah dari masyarakat maka kayra wisata dapat merupakan jembatan antara sekolah dengan masyarakat.
Manfaat karya wisata:
a. Murid akan mendapatkan pengalaman-pengalaman langsung dari sumbernya
b. Murid dapat mengumpulkan bahan untuk pelajaran di sekolah
c. Minat murid diperluas untuk obyek yang dikunjungi
d. Memperkaya palajaran dalam kelas dan dapat menghilangkan verbalisme
e. Membuktikan kebenaran-kebenaran yang didapat murid dalam kelas.
4. Metode sosio drama dan permainan peranan
Sosio drama adalah meragakan atau mendramatisasikan cara-cara bertingkah laku di dalam kehidupan sosial. Permainan peranan menitik beratkan pada pemberian peranan kepada murid untuk melakukan dramatisasi.
5. Metode Kerja Kelompok
Metode ini merupakan suatu cara kerja yang dilaksanakan oleh kelompok secara gotong royong.
Ada dua macam kerja kelompok ditinjau dasri lamanya waktu kelompok itu kerja:
- Kerja kelompok jangka pendek, waktu hanya beberapa jam atau bebera waktu yang pendek.
- Kerja kelompok jangka panjang, yaitu waktu yang cukup panjang misalnya melaksanakan pengajaran unit dan pengajaran proyek.
Pengertian pengajaran unit.
Pengajaran yang merupakanpengintregasian atau merupakan suatu kesatuan pengajaran unti merupakan bentuk pengajaran yang mencoba mengintergasikan beberapa mata pelajaran dengan berpusatkan pada satu tema atau topic tertentu.
Ciri-ciri pengajaran unit:
- Segala kegiatan dilaksanakan oleh murid-murid.
- Segala kegiatan dikerjakan dengan berkelompok.
- Di dalamnya dapat dipergunan beberapa metode lainnya.
- Adanya pengitegrasioanmata pelajaran-mata pelajaran dengan berpusat pada satu tema.
Cara-cara pelaksanaannya:
- Tahab inisiasi, guru memberi penjelasaan dengan ceramah, filmstrip, slide movie. Dilanjutkan pertanyaan-pertanyaan dari murid. Kemudian pertanyaan-pertanyaan itu dialsifikasikan menurut golongan masing-masing yang nantinya akan menjadi sub topik sub topik, lalu dibentuk kelompok berdasarkan sub topik.
- Tahap pengembangan, sub topik yang telah dikelompokkan diarahkan kepada kelompok-kelompok untuk ducarikan jawabannya. Dalam mencari jawaban akan dilakukan metode diskusi, karya wisata, ceramah dari orang nara sumber, membaca buku dan lain-lain.
- Tahap puncak kelompok kerja mencoba menunjukkan atau mendemonstrasikan hasil kegiatan pada tahap pengembangan, atau parmainan dan lain-lain.
Cara penilaian pengajaran unit:
- Aktivitas murid selama melaksanakan kegiatan kerja kelompok.
- Perencanaandan aktivitas guru dalam pelaksanaan.
- Sampai dimana bahan dapat diintregasikan dansampai di mana dapat dikuasai murid.
- Apakah tujuannya dapat tercapai.
- Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan pelajaran unit bagi perkembangan masyarakat.
6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan suatu teknik mengajar dengan mengkombinasikan penjelasan lisan dengan perbuatan, sering dengan mempergunakan alat-alat peraga.
Dengan demonstrasi didapat gambaran dan pengertian yang lebih jelas, langkah-langkah suatu proses dan keterampilan akan lebih jelas, lebih mudah dan efisien dari pada kalau murid melakukan eksperimen sendiri, memberikan kesempatan untuk murid dalam melakukan pengamatan.


7. Metode Diskusi
Metode ini harus dilaksanakan dalam kelompok, baik itu kelompok kecil atau besar, maupun dalam kelompok jangka pendek atau jangka panjang.
Pengertian dan macamnya:
- Diskusi artinya mengadakan tukar pikiran antar anggota kelompok diskusi.
- Mencari pemecahan masalah oleh anggota-anggota kelompok.
- Membahas masalah-masalah antar anggota kelompok dengan memberikan pembuktian.
- Semua dilakukan secara aktit teratur.
Diskusi jangan diartikan debat, karena dalam debat ada kekuatan untuk mecari kemenangan sendiri, demikian pula jangan disamakan dengan percakapan yang biasanya berpindah-pindah pokok.
Cara menyiapkan diskusi kelompok:
- Pokok masalahnya harus disiapkan dan dirumuskan dengan baik.
- Memilih perserta yang sekiranya mempunyai minat dan mau kerja sama
- Mengatur tempat diskusi sebaik-baiknya.
Tugas pemimpin diskusi:
- Membuka diskusi dengan mengemukanan maksud dan tujuan.
- Mampu membagi-bagi masalahyang akan didiskusikan.
- Mampu mengatasi kesulitan apabila terjadi pertentangan.
- Menutup diskusi dengan tertib.
Tata cara sopan santun diskusi:
- Anggota harus mengutarakan pendapatnya dengan baik.
- Anggota harus menerima, mendengarkan pendapat anggota lain dengan penuh tenggang rasa.
- Anggota yangakan menyanggah pendapat anggota lain dilakukan dengan baik.
Proses pelaksanaan diskusi:
Proses tidak selalu sama, tatapi umumnya proses itu melalui tahap-tahap antara lain:
- Tahap kwalifikasi, anggota saling mengutarakan pendapatnya masing-masing.
- Tahap interpretasi, menafsirkan pendapat masing-masing anggota agar mendapat pengertian yang jelas.
- Tahap differeinsiasi, timbulnya perbedaan pendapat antara masing-masing anggota.
- Tahap motivasi, pemisahan diri motif-motif dan pendapat yang berbeda-beda.
- Tahap polarisasi, mengumpulkan pendapat-pendapat yang sama.
- Tahap kontradiksi, terjadi konflik pendapat sehingga perlu schorsing.
- Tahap lobbying, berbicara secara bebas, kompromi saling mengubah pendapat dan timbul ide baru dan terdapat kesepakatan sementara.
- Tahap integrasi, penyatuan semua pendapat menjadi kesimpulan yang dapat diterima oleh semua peserta.
Penilaian pelaksanaan diskusi:
- Terhadap keseluruhankesimpulan dari semua anggota kelompok diskusi sesuai dengan kesatuan.
- Terhadap kegiatan individual kualitas dan kuantitasnya.
8. Metode Pemberian Tugas
Tugas merupakan uatu aspek dari bermacam-macam metode mengajar tujuannya memberikan kesempatan melatih hal-hal yang telah dipelajari atau menyelidiki hal-hal yang telah dipelajari atau menyelidiki hal-hal yang berhubungan dengan apa-apa yang sedang dipelajari. Dan juga dapat merupakan latihan-latihan untuk cara-cara belajar yang baik.
Syarat-syarat memberikan tugas:
- Tugas harus dipahami.
- Harus disertai petunjuk-petunjuk tentang pengajarannya.
- Bertalian dengan apa yang dipelajari.
- Tugas hendaknya dibicarakan bersama murid.
- Tugas sebaiknya tidak seragam, melainkan berbeda-beda menurut kesanggupan dan minat anak.
- Harus mempunyai arti bagi murid.
- Disesuaikan dengan waktu yang ada pada murid.
Tugas yang baik harus:
- Dipikirkan baik-baik sebelumnya.
- Menganalisa pelajaran-pelajaran dahulu sehingga diketahui kesulitan apa yang akan dijumpai murid.
- Tidak boleh tergesa-gesa baik dalam memberi tugas maupun waktu yang dibutuhkan.
- Orang sering dengar istilah reutasi, itu artinya pemberian tugas yang dikerjakan di rumah, di luar rumah, sebenarnya lebih luas dari itu, tugas itu dapat dikerjakan di dalam dan diluar rumah maupun sekolah
9. Metode Simulasi.
Metode simuasi ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya.
Penggunaan metode ini perlu memperhatikan tahapan berikut:
a. Tahap permulaan siswa diharapkan mampu mengidentifikasi lokasi tujuan,sifat, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu.
b. Diperlukan tingkat realitas yang memadai dalam kaitan dengan pengetahuan yang lebih luasdan mulai mengkoordinasikan keterampilan.
c. Pada tahap ini diperlukan tingkat realitas yang tinggi.
d. Siswa diharapkan mampu melakukan pekerjaan seperti seharusnya.
10. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi, siswa melakukan peran masing-masing sesuai sesuai dengan tokoh yang di lakoni.
Dengan metode ini dapat digunakan untuk mempraktekan materi pelajaran baru, maka mereka diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memerankan sehingga mereka menemukan masalah yang mereka lakoni. Dan guru mencermati kekurangan dari peran yang diperagakan siswa.
11. Metode Insiden
Metode ini hampir sama dengan metode studi kasus, akan tetapi siswa dibekali dengan data dasar yang tidak lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa. Mereka harus mencari data tambahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Metode ini memiliki keunggulan dibanding dengan metode studi kasus, siswa belajar menyelami masalah, dalam hal ini menumbung kembangkan cara berfikir siswa sebagaimana yang di kehendaki.
12. Metode Seminar.
Metode seminar merupakan kegiatan belajar kelompok untuk membahas topik atau masalah tertent, setiap anggota kelompok seminar dituntut berperan aktif, dan kepada mereka dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan solusi dari topik, masalah yang dipecahkan, dan guru sebagai nara sumber, serta dimungkinkan dengan metode ini akan melahirkan rekomendasi dan resolusi.

4. Pengaruh Bimbingan orang tua Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Telah diketahui bahwa Bimbingan orang tua mempunyai andil yang sangat besar terhadap kemajuan, keberhasilan, dan prestasi belajar siswa di sekolah. Berdasarkan kenyataan tersebut prestasi belajar yang manapun, keberhasilannya juga ditentukan dan dipengaruhi oleh situasi Bimbingan orang tua.
Kebiasaan-kebiasaan dalam Bimbingan orang tua, seperti sopan santun, tenggang rasa, saling hormat menghormati merupakan sikap-sikap yang berkembang dalam Bimbingan orang tua. Demikian pula situasi keharmonisan rumah tangga akan menumbuhkan kepribadian anak yang harmonis pula.
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang menitik beratkan pada segi moralitas. Jadi prestasi belajar yang ditekankan adalah penanaman moral pada diri siswa. Keberhasilan penanaman Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak bisa dilepaskan dari bimbingan, pembinaan, dan arahan-arahan orang tua di rumah. Dengan demikian keluarga yang selalu diliputi oleh sikap, nilai, dan moral agama akan melahirkan anak yang bermoral agamis pula.
Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai moral tidak dapat hanya dipelajari dari buku-buku pelajaran, tetapi harus melalui proses latihan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam Bimbingan orang tua. Oleh karena itu orang tua, dan anggota-anggota keluarga yang lain merupakan objek penerapan moral dan etika yang sesuai dengan ajaran agama Islam yang setiap hari berinteraksi dengan anak.

Tidak ada komentar: